Fakta Soal Kades Nono Yang Tidur Di Atas Tumpukan Uang

Masih inget dengan video yang menghebohkan netizen? Video yang di unggah oleh akun Facebook Condro Mowo pada hari Kamis, 22 Juni 2017 malam itu membuat heboh lantaran di ketahui ada Kades yang tidur di atas tumpukan uang. Setelah di telusuri, ternyata video itu adalah nyata. Yang mengambil video tersebut adalah Mujiyanto alias Toyik alias Toyek, warga Desa Sampangagung, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto.

Toyik adalah tukang jual nasi goreng. Namun saat ada kegiatan Kades Nono, Toyik di minta untuk merekam aksi Kades yang tidur di tumpukkan uang. Kemudian video tersebut di unggah di akun youtube. Menurut Toyik, video tersebut di rekam saat puasa kemarin.

Toyik mengaku bahwa Suhartono alias Syekh Nono memang merupakan seorang Kades yang kaya raya. Kades Sampangagung, Kecamatan Kutorejo itu sering mengajak Toyik untuk pergi ke bank mengambil uang 1 Miliyar untuk bayar karyawannya.

Fakta Soal Kades Nono Yang Tidur Di Atas Tumpukan Uang

Cerita Sex - Berikut beberapa fakta mengenai sosok Kades Nono :

1. Orang Terkaya Di Kecamatannya
Belum jelas berapa digit harta kekayaan Kades Nono, namun, warga memastikan bahwa Kades Nono merupakan orang terkaya di kecamatannya.

2. Berpenampilan Aneh
Kades Nono juga terkenal dengan penampilannya yang aneh. Tidak seperti Kades lainnya, dirinya tampil beda dan percaya diri di depan npejabar lainnya dan juga warganya.

3. Koleksi Batu Akik
Hobi Kades Nono adalah koleksi batu akik. Berbagai bentuk dan ukuran semuanya ada. Dari cincin, kalung, dll.

4. Suka Tato
Biasanya para pejabat jaga image dengan tidak berani ikutan tato. Namun beda dengan Kades Nono. Dirinya merupakan orang yang suka dengan tato malah bangga memamerkan tato yang ada di tubuhnya.

5. Jatuh Cinta Dengan Majapahit
Lihat saja bangunan rumahnya. Kades Nono merupakan seseorang yang sangat menyukai Majapahit ataupun gaya Bali lainnya. Di depan rumahnya pun terdapat gapura seperti Candi Wringin Lawang, Trowulan. Sedangkan bagian interior, atap, teras, dinding hingga genting bernuansa ala Majapahit.